Hipotesis-Penelitian
Hipotesis Penelitian
dilakukan dalam rangka menempuh serangkaian arah agar penelitian sesuai
dengan tujuannya. Misalnya jika suatu penelitian dilakukan untuk mengungkapkan
korelasi variabel A terhadap variabel B, maka hipotesis menjadi pengendali bagi kegiatan penelitian
yang dilakukan, yaitu mulai dari
pemilihan sampel, penyiapan instrumen, pengolahan data, sampai pada uji
statistik yang mengarah pada pengujian hipotesis yang dikeluarkan.
Rumusan hipotesis penelitian haruslah baik, yaitu
mudah dipahami, dan memuat variabel-variabel permasalahan penelitian. Dan jangan lupa bahwa hipotesis penelitian
memiliki nilai prediktif (dugaan) yang sesuai kajian dalam literatur. Maksudnya
konsistensi penelitian tidak bertentangan. Pada tulisan kali ini, hanya
memaparkan bagaimana caranya merumuskan hipotesis penelitian, yaitu hipotesis
nol (hipotesis statistik) dan hipotesis alternatif (hipotesis kerja/hipotesis
deklaratif).
Hipotesis alternatif adalah rumusan hipotesis (yang
dirumuskan peneliti) dalam penelitiannya, sedangkan hipotesis nol adalah
hipotesis bandingan dari hipotesis alternatif yang akan diuji oleh peneliti
dengan menggunakan alat uji statistik.
Untuk memudahkan Anda, berikut ilustrasi “Anda telah
menemukan kesimpulan bahwa teknik membaca dengan model tertentu dapat
meningkatkan kemampuan kecepatan membaca para peserta didik. Dari hasil
pengolahan data, misal diperoleh angka sebagai berikut (data dilakukan terhadap
dua kelompok, yaitu kelompok eksperimen, dan kelompok kontrol):
·
Pada kelompok eksperimen diperoleh : kecepatan membaca rata-rata meningkat 25,5 poin yaitu dari
114,5 menjadi 140)
·
Pada kelompok kontrol diperoleh:
diperoleh 4,5 poin, yaitu dari 112 menjadi 116,5.
Data ilustrasi di atas terdapat perbedaan kenaikan dalam
kecepatan membaca sebesar 21 poin ( 25.5 poin – 4.5 poin). Arti perbedaan sebesar 21 poin menjadi
perhatian untuk kita telusur. Bisa saja diakibatkan dari pemberian perlakuan
berupa teknik membaca yang sudah diberikan, atau bisa saja karena faktor kebetulan
saja. Atas dasar tersebut di atas, dapat
disusun hipotesisnya : Hipotesis alternatif: teknik membaca model tertentu dapat meningkatkan
kecepatan membaca.
Hipotesis nol (ditempatkan sebagai sandingan): teknik membaca model
tertentu tidak memberi pengaruh dalam meningkatkan kecepatan membaca.
Selanjutnya hipotesis penelitian terbagi menjadi dua,
yaitu hipotesis terarah dan hipotesis tidak terarah. Berikut disajikan contoh hipotesis penelitian.
Hipotesis alternatif terarah:
“ prestasi
belajar matematika peserta didik di sekolah lanjutan atas yang membahas
soal-soal formatif di rumah lebih baik daripada membahasnya di sekolah “
Hipotesis nol terarah:
“ prestasi belajar matematika peserta didik di sekolah
lanjutan atas yang membahas soal-soal formatif di rumah tidak lebih baik
daripada yang membahasanya di sekolah”
Hipotesis alternatif tidak terarah:
“ ada perbedaan prestasi belajar bahasa Inggris siswa
SMP yang membahasa soal-soal formatif di
rumah dengan siswa yang membahasanya di sekolah”
Hipotesis nol tidak terarah:
“ tidak ada perbedaan prestasi belajar bahasa Inggris
siswa SMP yang membahasa soal-soal
formatif di rumah dengan siswa yang membahasanya di sekolah”
Secara umum, kekeliruan dalam merumuskan hipotesis
peneltian ini dapat diperlihatkan berikut ini:
Maksud dari kekeliruan tipe 1 : artinya menolak hipotesis yang seharusnya
diterima
Maksud dari kekeliruan tipe 2 : artinya menerima hipotesis yang seharusnya
ditolak
Kita kembali pada contoh di atas “pengaruh penggunaan
teknik membaca.....”
Jika dirumuskan kembali ( untuk keperluan Penelitian )
Hipotesis nol :
“Teknik membaca model tertentu tidak berpengaruh
terhadap peningkatan kecepatan efektif membaca”
Hipotesis alternatif:
“teknik membaca model tertentu berpengaruh terhadap
peningkatan kecepatan efektif membaca”
Kekeliruan tipe 1 terjadi jika hipotesis nol diterima
sebagai akibat kesalahan atau kekeliruan dalam merandom (sampel acak).
Semoga bermanfaat...................
Next bahasan tentang signifikan